Selasa, 06 November 2012

8 Tanda Hubungan Anda dan Si Dia Tidak Sehat

Hubungan percintaan yang sehat selalu didasari atas rasa kepercayaan dan saling mendukung satu sama lain. Tapi, apa jadinya kalau kekasih Anda sudah tak lagi mempercayai Anda dan selalu berkata kasar? Untuk mendeteksi apa yang terjadi dengan hubungan asmara dengan si dia, yuk intip delapan tanda hubungan yang tidak sehat, seperti dikutip dari situs Mag for Woman berikut ini.

1. Menghina atau mengkritik
Mengkritik atau menghina pasangan tanpa alasan yang jelas adalah salah satu tanda hubungan sudah tidak sehat. Dalam suatu hubungan, diperlukan adanya sikap saling menghormati, bukan mengkritik apalagi menghina.

2. Pemerasan
Hubungan yang baik adalah sifat saling melengkapi, bukan memberatkan salah satu pihak. Jika pasangan selalu meminta membelikan sesuatu menggunakan uang Anda, artinya ia sedang memanfaatkan kebaikan Anda. Boleh saja dilakukan sesekali, tapi apabila dilakukan berkali-kali, bisa jadi ia sedang memeras Anda.

3. Memaki
Wanita yang memiliki kekasih yang kasar dan suka memaki, dipastikan ia berada dalam hubungan yang tidak sehat. Cacian yang terlontar dari pria merupakan bentuk kekerasan secara verbal. Pastikan mental Anda cukup kuat mental apabila ingin terus bersamanya.

4. Selalu Curiga
Sikap was-was atau curiga seperti selalu mengecek SMS/BBM dari telepon genggam sang kekasih, atau bahkan stalking akun sosial media si dia adalah tanda hubungan tidak sehat lainnya. Selalu mewaspadai tindak tanduk pasangan bukan saja membuat hubungan menjadi tidak nyaman, tetapi juga meletihkan diri Anda sendiri.

5. Kurang Berkomunikasi
Komunikasi adalah elemen penting dalam suatu hubungan. Jika pasangan Anda sudah mengurangi komunikasinya dengan Anda, atau bahkan sulit dihubungi, segera diskusikan dengannya. Jalinlah komunikasi yang efektif.

6. Egois
Jika dalam suatu hubungan salah satunya bersikap egois, tentu akan mempengaruhi pasangan lainnya dan berdampak buruk pada hubungan Anda. Menjalin suatu hubungan tentu saja harus didasari kepercayaan dan saling berbagi. Banyak pasangan yang berpisah karena sifat buruk yang satu ini.

7. Cemburu
Saat menjalin hubungan asmara, tentunya merupakan hal yang menyenangkan. Cemburu bisa saja terjadi, tapi jika hal itu dibiarkan terus-menerus, tentu saja akan berdampak buruk bagi hubungan Anda. Ingat, cemburu yang berlebihan akan menimbulkan sifat posesif.

8. Merasa Sendiri
Memiliki pasangan tapi merasa sendiri? Inilah saatnya menghentikan hubungan Anda. Ini merupakan salah satu tanda bahwa pasangan sudah merasa tidak nyaman dengan Anda, begitu pun sebaliknya.

sumber wolipop

Senin, 14 Mei 2012

Asa Yang Usang


Hari-hari ku berharap
Hari-hari perihku memikirkan itu
Harapanku kini hanya asa usang
Menunggu impian yg hampir diambang nyata

Mengukir harapan yg penuh asa
Tapi sang waktu membuat diri ini terjaga…
Menghapus semua harap dan asa
Menanti yang sudah melupakan

Mengharap pada yg tak pernah berharap
Aku…..
Kini sadar..
Semua sudah terjadi…
Kata sudah terucap…
Masih ada bekas yang berusaha dihapus
Masih ada asa yang terkurung egois dan kemunafikan
Saat matahari telah terbenam asa itu menangis..
Mengenang yang berusaha dihapuskan
Merindukan yang berusaha dilupakan…

~~~ dikutip dari hati seseorang ~~~

Sabtu, 21 April 2012

Ada Jejak Kita Disini


Sahabat….
Tidak ada pertemuan yang tak terpisahkan… bisa bersama kalian selama ini adalah sebuah anugerah yang terindah karena bersama kalian  kita telah mengukir kesan yang indah tiada tara yang tak akan lupa hingga akhir masa.
Sahabat…
Diri kalian adalah yang istimewa disini…dihati ini dimana kita bisa saling berbagi bersama tentang suka dan duka,  terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
Maafkan atas kekhilafanku, atas kesalahanku yang mungkin  ada diantara kalian yang  merasa tersakiti dengan tingkahku, aku yakin kalian semua dapat memaafkan aku dan aku berharap kita semua bisa membuka pintu maaf  dari semua kekhilafan yg pernah kita lakukan.
Ditempat ini…ditempat  kita belajar ………setelah lama merenda hari mengusung mimpi, berat terasa kami lepaskan selamat tinggal cerita indah.
Perpisahan bukalah kehilangan…hanya batas tipis antara kisah dan kenangan.

Aku akan selalu mengenang kalian sepanjang waktu. Dan aku berharap hati kita tidak terpisahkan oleh jarak dan tak akan pudar dimakan waktu.
Separuh napas mungkin akan tertinggal bersama jejak kebersamaan kita disini….  ditempat ini…, tempat dimana kita pernah bersama.
Meski senja telah berlalu, tunggu aku ditempat ini…tempat dimana kita menuntut ilmu.
Dan kini kita akan segera terpisahkan dari kebersaam ini.

Sabtu, 14 April 2012

Motivasi dihari tenang


“Buat sahabat semua yang hendak menghadapi UN, saya yakin Anda punya impian yang besar dalam hidup Anda. Dan saya yakin bahwa Anda telah sangat tahu langkah-langkah hebat yang akan Anda lakukan dari sekarang hingga ke depan. Maka sukses UN adalah sebuah langkah kecil yang amat mudah Anda lakukan. Dan belajar adalah langkah panjang yang semakin mendekatkan Anda pada impian. Selamat untuk kesuksesan Anda.”

Kamis, 12 April 2012

Jangan ciptakan celah prasangka



Tak ada yang patut dibanggakan dari diriku
Tak ada pula yang patut dipuji dan dikagumi
Aku hanyalah  aku…….aku bukanlah orang yg haus pujian
Karena orang bisa sombong karena pujian
Pujian bagiku adalah peringatan

Kuanggap sindirin sebagai nasihat…
Kupandang penolakan sebagai sarana mawas diri…
Dan kesalahan sebagai pengalaman yg berarti.
Setiap kritik adalah pelajaran yang berharga.
Dan setiap cacian yg diterima kuanggap  pengurang dosa.
Kalau merasa tidak suka….lebih baik kita bicara..
Jangan  hanya ciptakan celah  prasangka

Selasa, 10 April 2012

Tips menghindari rasa cemas saat menghadapi UN


    Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang terjadi ketika mendekati UN. Kecemasan adalah kondisi psikologis dan fisiologis siswa yang tidak menyenangkan yang ditandai pikiran, perasaan, dan aktivitas fisik yang tidak terkendali dan memicu timbulnya rasa cemas.
Teori Rawlin menyatakan, ’’ kecemasan merupakan suatu respons terhadap situasi yang penuh tekanan’’.
Maramis, 2005 menyebutkan, gejala umum akibat seseorang dihinggapi rasa cemas adalah rasa khawatir, gelisah, takut, dan waswas.
Dengan memahami faktor-faktor pemicu timbulnya rasa cemas dan takut mendekati UN, dapat diambil langkah-langkah konkret solusi pemecahannya.  
Ada dua strategi yang dilakukan secara kelembagaan di sekolah. Pertama, strategi umum pada level kelembagaan/sekolah  mengingat dampak negatifnya terhadap pencapaian prestasi,  hal yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi rasa cemas sebagai berikut:
a. menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dalam suasana yang menyenangkan, dialogis, dan demokratis;
b.  membangun dan mengembangkan dinamika kelompok  dalam pembelajaran, ada ’’sense of humor’’ atau  ’’ice breack’’ untuk membangun suasana yang komunikatif; 
c) membangun budaya kolaborasi dan sinergi dalam pembelajaran dan pembimbingan, menghindari reinforcement yang negatif,
d) assessment yang objektif, terbuka, dan ada balikan yang proporsional dan profesional,
e) terus dibangun dan dibudayakan berpikir, bersikap, dan berbuat yang positif dalam pencapaian target-target prestasi. Sedangkan strategi khusus adalah kegiatan yang khusus dilakukan sebagai  persiapan UN.
Berdasarkan analisis dan pemetaan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul setiap kali siswa menghadapi UN, secara garis besar dapat diidentifikasi pada tiga aspek: 
1) penguasaan standar kompetensi lulusan per mata pelajaran yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator SKL mata pelajaran UN;
2) teknik pengisian, penggunaan alat dan sarana dalam menjawab soal dengan lembar jawab komputer secara benar; dan
3) kesiapan mental psikologis yang menyangkut aspek rasa percaya diri, ketenangan, kenyamanan, dan keyakinan akan kemampuannya dalam mengikuti UN.
 Dalam bahasa sederhana tiga aspek tersebut adalah aspek penguasaan materi soal UN, teknik menjawab soal dan mengerjakan dengan LJK, dan rasa percaya diri dan ketenangan siswa saat melaksanakan UN. Jika ketiga aspek ini dikuasai secara baik oleh siswa maka secara berangsur rasa cemas dan takut akan berkurang dan berganti menjadi rasa percaya diri dan siap ujian.
    Ketika berdasarkan data dan hasil analisis dirasakan siswa telah siap, dilakukan kegiatan zikir dan doa untuk mengajarkan kepada siswa bahwa hasil akhir dari apa yang kita siapkan dan kita kerjakan tetap Allah SWT adalah penentunya keberhasilan kita. Ketiga langkah sebagai strategi mengatasi kecemasan dan rasa takut siswa mengacu pada praktik pada 2011 sangat signifikan hasilnya. Siswa makin percaya diri dan aktivitas persiapan UN-nya makin terarah dan efektif.

Rasa cemas dan takut yang menghinggapi para siswa ternyata dapat diatasi dengan tiga strategi kegiatan yang berkesinambungan dan terencana baik, yaitu program penguatan, bimbingan, dan pemantapan. Ketiga strategi tersebut implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi di sekolah masing-masing. Sekolah bertanggung jawab agar target kelulusan 100% dan nilai tinggi dapat dicapai dengan baik.(*)

Hadapilah ujian dengan tenang dan santai. Dengan sikap yang tenang dan santai, kita akan mudah menjalaninya. Kita akan lebih mudah menyusun strategi yang tepat, lebih mudah konsentrasi dalam membaca dan menjawab soal sehingga hasilnya pun memuaskan. Oleh karena itu janganlah menganggap ujian nasional tersebut sebagai suatu beban melainkan sebuah tantangan.


Percaya pada diri sendiri adalah salah satu kunci sukses menghadapi kecemasan saat ujian nasional. Hal ini penting karena kita sendiri yang menjalani ujian tersebut. Meskipun terkadang banyak godaan seperti menyontek, meminta jawaban bahkan membeli kunci jawaban UN, hal itu belum menjadi menjamin kita untuk lulus. Bisa saja jawaban yang kita terima belum tentu benar. Atau mungkin kita ketahuan menyontek oleh pengawas sehingga lembar jawaban kita diambil. Oleh karena itu percayalah pada diri sendiri karena kita sendirilah yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam ujian tersebut. Yakinlah bahwa setiap kerja keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang memuaskan.



Semoga bermanfaat dan selamat menempuh UN…. good luck




Minggu, 08 April 2012

Akan AKU balaskan rindu MU

Dulu….bila kamu mengharap….
kenapa tidak kau katakan saja harapanmu……
Supaya aku bisa membalas semua harapmu…
Dulu…bila kamu merindu….kenapa tidak kau katakan rindu
Supaya aku bisa membalaskan rindumu

Tak pernah kusadari …kau rindukan aku….
Tak pernah ku tahu…bila jiwamu merindu…
Tak pernah pula kau ungkap ada gebu dikalbu mu........
Ataukah  mungkin kamu sekedar memberi isyarat ??
Aku bukanlah orang yg mampu mengerti ....
dan pandai membaca tabir tak terungkap
Aku  pernah punya rindu  tak terbalas
dan  kini kau hadir disaat aku......
hampir terhempas


Selasa, 03 April 2012

Perpisahan tanpa Pertemuan ( 3 )

Harapan yang tak mungkin tergenggam 

Slalu kutunggu hadirmu melintasiku...
Ku bahagia melihat kamu ada...
Aku senang ...kamu datang...
walau hanya sekedar tulisan....
Kusadari tulisan itu bukanlah untukku...
tetapi sekedar tulisan status fb mu.
Aku senang kalau kamu bisa nyaman...

Disini aku hanya berteman gelisah hati..
Ingin rasanya aku memanggilmu....menyapamu..
Seperti waktu aku masih dekat denganmu...
tapi aku tidaklah yakin...kamu jawab panggilanku
Dalaam pandangmu....aku bukanlah siapa-siapa
Sehingga aku tak mungkin terlihat olehmu
Dalam pandangmu ...aku pun bukanlah apa-apa..
Sehingga tak mungkin kau perduli dengan ku

Rasa sepi kini menyelimuti hari-hari ku...
tetapi aku masih ingin tetap disini...
Menunggu harapan yang aku tahu pasti.....
tak mungkin tergenggam
Akankah aku beku dalam kegalauan...??

 Wallahu A'lam Bishawab

Rabu, 28 Maret 2012

Perpisahan Tanpa Pertemuan( 2 )


Menyedihkan dan menyakitkan sekali kayaknya...
Ketemu saja belum tapi sudah patah hati Hikz,,,,,  
Walau hanya cinta maya.... Airmata, sakit hati, 
dan kecewa itu pasti ada.
Karena bagi sebagian orang menganggap dunia maya adalah 
dunia nyata keduanya……”termasuk saya tentunya..”
Sebelum kita  menemukan orang yang benar-benar 
terbaik untuk kita…. tetaplah mencari....
Karena kebahagiaan ada untuk mereka yg tersakiti…,
 mereka yang menangis…, mereka yang mencari..
dan mereka yang terus mencoba ...
tidak ada kata TRAUMA 

to be continued

Perpisahan Tanpa Pertemuan ( 1 )


Mungkin aku ini kau anggap sebagai racun dalam hidupmu….
Bagiku itu tak mengapa….
Andai saja aku tahu tentang salahku….aku akan bersimpuh rukuh …neminta maafmu….
tapi ternyata kamu tidak mau mengatakan itu…
Dan Aku  bukanlah  orang yang mampu
mengerti letak dimana salahku….

Semula aku berharap kamu masih mau jadi sahabatku….
sampai aku bisa datang membawa janjiku….
Tapi  sepertinya  kamu pun tak menginginkan adanya 
pertemuan itu……

 maafkan   ..kalau tanpa kamu sadari aku penah .melihat kamu……..
dan maáfkan  kepergianku hanya meninggalkan misteri bagimu….

Takan ada tetes air mata  yg mengiringi kepergianku  dari kehidupanmu…..
aku yakin karena itu yg kamu inginkan…

Tapi  akan tetap aku biarkan semua memoriku terisi oleh namamu…
 Ijinkan aku terus mengenang namamu….

to be continued

Rabu, 21 Maret 2012

Catatan Sore


Ketika lewat, saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal . 
“Oh, maafkan saya”  adalah reaksi spontan saya.
Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.” 
Orang tidak dikenal itu,  berlaku sangat sopan.
Akhirnya kami berpisah dan saling mengucapkan salam.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa tersebut adalah :
Kalau Berjalan peliharalah kaki, kalau berbicara periharalah lidah…
Dan kalau bertutur kata gunakanlah tatakrama……

Dimanapun kita berada..baik diMaya maupun Nyata…
Sama siapapun kita….baik yang dikenal maupun tidak…
Bisakah kita bersikap santun dalam bertutur kata…?

Wallahu a'lam bishawab







Jumat, 16 Maret 2012

Antara Cinta dan Sahabat


ARTI SEORANG SAHABAT
Persahabatan tidak  mesti berujung dengan percintaan…..
Tapi persahabatan juga harus ada keterbukaan….
Persahabatan itu saling pengertian…..  tanpa ada rasa pamrih….
Persahabatan itu saling menasehati….tanpa saling membeci
Persahabatan itu saling menjaga….tanpa saling menyakiti
Persahabatan itu saling percaya….tanpa saling curiga…
persahabatan itu saling mengingatkan…tanpa saling menyalahkan…
persahabatan itu saling memaafkan…tanpa ada rasa dendam…
persahabatan itu saling mengisi…tanpa saling menghindari
Persahabatanitu saling menjaga kehormatan….tanpa saling melecehkan
Persahabatan itu saling menerima…kelebihan dan kekurangan…
Tanpa saling menyalahkan….dan menjatohkan

Tapi…….
Persahabatan juga akan jadi ajang dendam dan kebencian…
Kalau saling membohongi…
Dan yg paling utama persahabatan akan lebih indah dan abadi kalau  Tali Silaturahim  tetap terjaga

Buat ..seseorang...semoga kamu masih mau menjadi sahabatku

The Sampulur

Rabu, 14 Maret 2012

Bukan Jiwa Malaikat.....


Ijinkan  aku  sejenak saja untuk  menyapa mu….
…Khabar baik smoga slalu menyertai mu….
Ijinkan..aku slalu ber do’a untuk mu….
…smoga km sukses…dalam menggapai harapanmu
Ijinkan aku …tetap mengenang nama mu
…walaupun aku tak dapat memiliki dirimu…

Sampai saat ini …aku masih ingat semua lirik…
Yang pernah ku buat….
Tapi…bukan begini caranya….
Tak mungkin aku bisa bertahan…
Kalau titik lemahku kau tikam….
Tak mungkin ku bisa menunggu…
Kalau harapanku kau belenggu..?
Aku..hanyalah  aku…yg tak mungkin bisa berubah..
Jadi berjiwa malaikat…

Kalau memang tujuanmu untuk menghindar dariku….
Kini aku kan pergi berbalik arah….
Dan aku mengaku kalah

Jumat, 09 Maret 2012

Ke Bekasi Aku kan kembali....



kembali ku harus pergi dari sisimu….
Sisi ruang dan waktu ditepian hari-hariku
Kan kutinggalkan dirimu tuk sementara waktu….
Kepergian untuk kali ini…
terpaksa dengan membawa…luka hati…..
tapi tetap aku harus pergi…dengan luka
goresan  ketidak pastian yg dia beri….

Ntah berapa lama aku harus kembali berpisah denganmu…
Menjauh dari sisimu…menepi dari kehidupanmu…
Berpisah dengan orang”-orang yang menyanyangiku…mengasihiku…
Menjauh dari orang-orang yg aku cintai…

 suatu saat…yaahh…suatu saat …aku tetap harus kembali…..kembali …kedalam pelukmu…ohh.. Bekasiku 

Bekasi, 9 Maret 2012


Jumat, 02 Maret 2012

Disaat hati sudah terjerat


Besok 3 Maret 2012 akan menjadi hari ...
yg sangat bersejarah buat kamu…
akan berkurang satu tahun dari jatah usiamu….
semoga disisa jatah usiamu.. 
bisa dijadikanlah sebagai....
bahan renungan dalam meraih kesuksesan mu…..

Sungguh masa depan itu memang ada...
karena kamu akan  berhasil melewati satu  tahun lagi masa usiamu. 

Selain mengingatmu,…..
tak ada lagi yang lebih penting buatku.
Detik ini aku hanya ingin menyapamu dengan satu doa :
semoga Tuhan selalu melimpahkan cinta-Nya di hatimu

Lama aku menunggu moment seperti ini 
dan  semoga km bisa memaafkan aku……
Maafkan aku kalo sampai saat ini.. 
aku blom bisa menampilkan ft profil asliku….
Tadinya aku nunggu ditanya sama kamu..…
tapi kayaknya km nya jg gk begitu perduli…..
yaa sudahlah nunggu waktu yg tepat aja….

Aku hanya berharap kamu bisa ngertiin aku….
tohh…orang yg selama ini aku hindari…
ternyata udah tau kalo itu adalah profil fb ku……
Menjelang hari bersejarah buat kamu….
aku hanya ingin lebih dekat lagi mengenal tentang kamu…..
Tapi kalo kamu beranggapan bahwa…
hal itu merupakan suatu kesalahan yg tidak termaafkan…
aku relakan kamu membenci …
dan menghindar dari aku…
Walupun itu sangat berat bagiku.

Kamis, 01 Maret 2012

HAPPY BIRTHDAY the most special friend


HAPPY BIRTHDAY the most special friend
by wholeheartedly
with a deep and white love
Pejamkan matamu
Rasakan dari hati kehati
MUACH…….
Kecupan hangat dikeningmu
as a sign of affection I

HAPPY BIRTHDAY the most special friend
Umur…Jodoh…Rejeki…sdah ada yang ngatur…
Kita hanya perlu kesungguhan dalam berusaha dan berdo’a
Dan esok pagi bukalah matamu
Lihatlah indahnya surya pagi….
Menyapamu…….
Bersama doaku yg akan slalu
Menyinari langkahmu
Bahagia slalu untukmu…
Semoga bertambah dewasa dan semakin bijak
 dalam bersikap………
I MISS YOU.....LL

Kamis, 23 Februari 2012

Aku hanya ingin datang....



Aku hanya ingin datang.....
dengan hati yang riang....untuk hati yang menanti
dengan gebu kerinduan....untuk rasa yang merasa
dengan hasrat yang membara....untuk jiwa yang merindu

Aku hanya ingin datang.....
Bukan karena keterpaksaan.....pelampias rasa kecewa
bukan hanya asal ketemu ....tanpa ada rasa rindu
bukan asal ingin tau.....ini aku...dan itu kamu

Aku hanya ingin datang.....
membawa sebuah harapan.....untuk hati yang berharap
membawa sebuah kesan ....untuk rasa yang punya kesan
membawa sebuah rasa ....untuk jiwa yang punya rasa

Rabu, 22 Februari 2012

TEKNIK PERCAKAPAN

YANG PANTAS DAN TIDAK PANTAS 
DALAM PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan komunikasi adalah memahami budaya bahasa yang digunakan. Bahasa Indonesia tidak terkecuali. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan apa yang pantas dan yang tak pantas dalam komunikasi lisan bahasa Indonesia, khususnya pada konteks formal dalam percakapan sehari-hari. Kepantasan atau ketidakpantasan dalam bahasa Indonesia dapat diukur dengan menggunakan parameter nilai budaya, ketaklangsungan, pilihan kata, intonasi, dan bahasa tubuh. Kepantasan dan ketidakpantasan itu dibagi ke dalam 10 ranah teknik percakapan berdasarkan tawaran Matreyek (1983) dalam Communicating in English: Examples and Models: Situations. Kesepuluh ranah teknik percakapan itu meliputi 1) membuka dan menutup percakapan, 2) meminta dan menyatakan pendapat, 3) mengatur pembicaraan: pengulangan, kecepatan bicara/volume suara, 4) menanyakan, mengklarifikasi maksud, 5) merefleksi, 6) memberi komentar, 7) menyela percakapan, 8) mengecek pemahaman, menghapus kesalahpaman, 9) topik percakapan: mengubah, kembali ke topik percakapan, mencegah perubahan topik percakapan,  menghindari topik percakapan, dan 10) menawarkan ide, dan menambah hal-hal yang terkait.


A. Pendahuluan

Sebagai titik tolak, ada beberapa prinsip dasar yang paling menentukan kepantasan atau kepatutan dalam berkomunikasi dengan orang Indonesia. Namun sebelum prinsip itu dijelaskan, perlu dikemukakan apa yang kami maksud dengan pantas dan dan tidak pantas. Secara harfiah, pantas berarti patut, layak, sesuai, sepadan, kena benar, tidak mengherankan, dan tampak elok (KBBI, 2003). Kepatutan atau kepantasan yang kami maksudkan di sini adalah kepatutan atau kepantasan suatu kata atau ungkapan yang digunakan pada konteks formal, bukan informal. Suatu kata atau ungkapan dianggap pantas bila ungkapan itu dapat diterima dengan baik dan dtreima dengan senang hati lawan bicara kita, tetapi bila ungkapan yang kita gunakan tidak mengenakkan orang lain atau lawan bicara kita, khususnya pada konteks formal, maka kata atau ungkapan itu berarti tidak pantas atau tidak patut digunakan.  
Di samping itu, ada beberapa prinsip dasar yang merupakan syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi dianggap pantas oleh umumnya orang Indonesia.
  1. Prinsip nilai budaya ’hormat’. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam cara berbicara, dalam pilihan kata dan ungkapan, dan dalam membawa diri selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Prinsip ini merupakan kerangka normatif yang menentukan bentuk-bentuk konkret semua interaksi (Magnis-Suseno, 1984).
  2. Sebutan orang kedua amat penting diperhatikan dalam percakapan bahasa Indonesia (Aridah, 2007).  Untuk mencapai kepatutan dalam berkomunikasi dengan orang Indonesia, sapaan untuk orang kedua sangat penting diperhatikan. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa kata ganti orang kedua yang selalu digunakan dalam percakapan, yaitu Anda, kamu/kau, engkau, Bapak, Ibu, Saudara/Saudari, Ibu + nama suami, nona, adik, kakak, dan sebagainya. Menggunakan kata ganti orang kedua kepada lawan bicara kita sangat menentukan keberhasilan komunikasi kita. Tabel berikut memerikan cara menggunakan kata ganti orang kedua.

No
Kata Ganti Orang
Penggunaan
1
Anda
Dapat digunakan kepada orang yang sama usianya atau lebih muda dari pembicara dalam konteks formal, tetapi jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2
Saudara/Saudari
Penggunaannya sama dengan Anda. Banyak digunakan dalam situasi formal.
3
Engkau
Untuk orang yang sebaya, tetapi saat ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
4
Bapak/pak
Sapaan hormat kepada pria dewasa atau usianya lebih tua dari penyapa. Sapaan ini berlaku untuk formal dan informal.
5
Ibu/bu
Sapaan hormat kepada wanita dewasa atau usianya lebih tua dari penyapa. Sapaan ini berlaku untuk formal dan informal.
6
Ibu + nama suami
Sapaan hormat kepada wanita yang bersuami. Sapaan ini berlaku untuk formal dan informal.
7
Ibu/Bu + nama
Sapaan hormat kepada wanita, khususnya wanita yang memiliki kedudukan atau berpendidikan tinggi. Sapaan ini berlaku untuk formal dan informal.
8
Pak + nama
Sapaan hormat kepada pria, khususnya pria yang memiliki kedudukan atau berpendidikan tinggi. Sapaan ini berlaku untuk formal dan informal.
9
Mbak
Digunakan untuk menyapa wanita dalam komunikasi informal.
10
Mas
Digunakan untuk menyapa pria dalam komunikasi informal.
11
Dik/adik
Digunakan untuk menyapa orang yang lebih muda, dan khususnya untuk orang yang sangat akrab.
12
Kak/kakak
Digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua, dan khususnya bila hubungannyanya sudah sangat akrab. Sapaan ini untuk informal.
13
Kau, Kamu
Hanya dapat digunakan untuk orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda atau orang yang sangat akrab. Kata kamu sebaiknya dihindari pada saat Anda baru berkenalan. Sapaan ini untuk informal.
14
lu, ente
Sebaiknya dihindari digunakan, khususnya kepada orang yang baru Anda kenal. Cara ini hanya digunakan kepada orang yang sangat akrab atau anak muda yang sangat akrab. Sapaan ini untuk informal.

         Secara umum, orang Indonesia sangat suka kepada orang yang sopan. Untuk berlaku sopan, pembicara dituntut menggunakan sapaan yang tepat, khususnya sapaan untuk orang kedua. Dalam sapaan yang pantas untuk konteks formal adalah Anda, saudara, saudari, Bapak atau Pak, Ibu atau Bu. Untuk orang pertama, umumnya orang Indonesia menggunakan pronomina ’saya’, tetapi ada juga yang menyebut namanya sendiri khususnya bila para pembicara adalah orang muda.
3.      Prinsip ’ketaklangsungan’. Prinsip ini menuntut setiap pembicara agar dalam interaksi tidak terkesan menyerang lawan bicaranya. Cara bertutur kata yang langsung pada apa yang sebenarnya ingin di bicarakan dianggap kurang patut bagi kebanyakan orang Indonesia. Karena itu, inti pembicaraan sering terasa panjang-lebar dan terkesan berbelit-belit.
4.      Pilihan kata menuntut pembicara untuk memilih kata atau ungkapan yang pantas untuk berinteraksi dengan lawan bicaranya sesuai dengan konteksnya yang meliputi (1) jarak sosial antara penutur dan petutur, dan (2) perbedaan kekuasaan antara penutur dan petutur. Dalam percakapan bahasa Indonesia hubungan antara pembicara menentukan pilihan kata yang digunakan. Hubungan itu misalnya: tua-muda, guru-murid, orangtua-anak, atasan-bawahan, akrab dan tidak akrab.
5.      Unsur Paralinguistik yang perlu diperhatikan dalam situasi percakapan dalam bahasa Indonesia adalah penggunaan tangan. Bagi Indonesia, tangan kanan merepresentasikan kesopanan, kebersihan, dan kebajikan. Karena itu, tangan kiri sebaiknya tidak digunakan dalam kondisi: mempersilakan, memberikan sesuatu, minum/makan, dst. Selain itu, bila pembicara itu lebih muda dariapda lawan bicaranya atau status sosialnya lebih tinggi daripada dirinya, maka ia dituntut untuk berlaku hormat dan sopan kepada lawan bicaranya. Selanjutnya, dalam situasi tertentu, pembicara yang lebih muda atau status sosial yang lebih lebih di bawah daraipada lawan bicaranya dituntut untuk berlaku sopan, misalnya dengan gerakan tubuh yang sedikit agak membungkuk.

B. Teknik Bercakap

            Ada teknik tertentu yang digunakan orang dari waktu ke waktu dalam percakapan atau berdiskusi dengan orang lain. Pembicara yang baik menggunakan teknik itu dengan mudah dan lancar. Menjadi pembicara yang baik dalam bahasa Indonesia melibatkan kemampuan untuk mengunakan teknik tersebut. Berikut ini adalah contoh ungkapan yang pantas dan yang tidak pantas dalam percakapan bahasa Indonesia.

1.      Membuka dan Menutup Percakapan

a.      Membuka Percakapan

Banyak cara untuk membuka sebuah percakapan. Cara yang dilakukan untuk membuka sebuah percakapan bergantung pada hubungan antara pembicara satu dengan yang lain. Di bawah ini ada empat cara yang paling umum digunakan untuk membuka sebuah percakapan. Ucapan salam kadang-kadang digunakan sebelum memulai, tetapi tidak selalu demikian.

                                                                        1. Memperkenalkan Diri

Ucapan Salam +
 
                                                                        2. Bertanya
                                                                        3. Memberi Pernyataan
                                                                        4. Meminta Perhatian

Cara pertama (ucapan salam + memperkenalkan diri) sering digunakan kepada orang yang baru dikenal. Cara ke-2, ke-3, dan ke-4 juga dapat digunakan kepada orang yang baru dikenal, rekan atau teman.

1) Memperkenalkan Diri
Anda biasanya menggunakan teknik ini kepada orang yang baru pertama kali Anda jumpai: pesta, pertemuan, musyawarah, rapat, dan lain-lain. Hal ini tidak selalu menggunakan topik. Hal ini biasanya tidak dibutuhkan topik pembicaraan.

Contoh:
Pantas
Selamat pagi/siang/malam, nama saya Julia.          
Selamat malam. Perkenalkan, nama saya Julia.      
Selamat sore. Nama saya Julia.                 
Selamat malam. Maaf, rasanya kita pernah bertemu sebelumnya.
Nama saya Ichwan. Apakah Bapak/Ibu ... ?
 Tak Pantas
  Siapa namamu?
  Kamu siapa?
  Namamu X kan? 

Penjelasan:
            Untuk memperkenalkan diri, sebaiknya kita menyebutkan nama kita terlebih dahulu baru menanyakan nama orang lain. Namun, biasanya bila kita menyebutkan nama kita, lawan bicara kita akan menyebutkan namanya. Menyebutkan nama biasanya disertai dengan jabatan tangan. Bila percakapan itu melalui melalui telepon, penelpon harus terlebih dahulu memberi identitasnya sebelum menanyakan identitas orang yang ditelpon.

2) Bertanya
Cara kedua untuk membuka dan melanjutkan percakapan adalah bertanya. Anda dapat menanyakan informasi atau meminta bantuan. Anda perlu berhati-hati terhadap kesopanan dalam bertanya, terutama terhadap pertanyaan yang bersifat pribadi. Untuk menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi memerlukan waktu yang cukup lama. Bahkan, orang akrab sekali pun sangat sensitif menerima pertanyaan yang bersifat pribadi. Karena itu, demi lancarnya percakapan Anda, diperlukan kemampuan untuk mencari topik yang lebih bersifat netral.

Contoh:
Pantas
Selamat pagi. Maaf, Anda bekerja di sini?
Maaf. Bisa bertanya?
Selamat siang. Apa kabar?
Maaf. Di mana warnet terdekat di sini?
Maaf, di mana tempat-tempat menarik di kota ini?

Tak Pantas
Selamat malam. Sudah punya pacar?
Selamat pagi. Kamu bekerja di sini?
Apakah Anda sudah punya suami/istri?
Umurmu berapa, sih?
Agamamu, apa sih?


Penjelasan:
a)      Secara umum, orang Indonesia sangat senang bila pertanyaan itu dimulai dengan “maaf “, seperti: Maaf Pak/Bu/dik, di mana Bank Indonesia? Tetapi pertanyaan yang bersifat pribadi sebaiknya ditangguhkan sampai Anda benar-benar saling kenal dengan baik. Jadi, pertanyaan seperti: “Berapa umur Anda?”, “Apakah Anda sudah punya pacar?” “Apakah Anda sudah berkeluarga?” dan sejenisnya sebaiknya dihindari.
b)      Sampai saat ini masih banyak bisa dijumpai orang Indonesia menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, misalnya “Apakah Anda sudah beristri/bersuami?” “Sudah berapa anak Anda?” “Kapan Anda menikah?”. Namun, tampaknya ada pergeseran untuk tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, khususnya di kota-kota besar di Indonesia dan di kalangan kaum terdidik.   

3) Memberi Pernyataan
Cara ketiga yang dilakukan untuk membuka percakapan yaitu dengan memberi pernyataan. Cara ini dapat digunakan kepada orang yang baru pertama kali dijumpai, rekan atau teman dalam berbagai acara. Beberapa pernyataan sering berkaitan dengan keadaan sekeliling, pengalaman, topik mutakhir, atau penampilan orang lain. Memberi pernyataan adalah cara yang baik untuk melanjutkan percakapan.

Contoh:

 Pantas
Anda kelihatan segar sekali hari ini.
Selamat malam. Bagus sekali baju Anda.
Anda tampak sehat sekali. Apa resepnya, ya?
Anda tampak ceriah sekali.
Anda cantik sekali dengan gaun itu.

Tak Pantas
Anda kelihatan langsing sekali. Ada apa?
Bajumu kurang panjang.
Warna bajumu terlalu mencolok.
Kamu kelihatan murung. Ada apa ya.
Kamu kurang cocok dengan gaun itu.

Penjelasan:
Secara umum, ketika kita membuat pernyataan, sebaiknya tidak memberi penelitian kepada lawan bicara kita atau melihat sisi-sisi negatif tentang dirinya atau keadaan lingkungan lawan bicara kita. Ceritakanlah hal-hal yang bersifat positif terhadap lawan bicara Anda. Orang Indonesia umumnya suka diberi pujian, tetapi sepantasnya. Dulu, orang Indonesia senang dikatakan ’gemuk’, tetapi, khususnya di kota-kota, sudah bergeser. Pujian ’gemuk’ lebih baik diganti dengan ’Anda tampak cantik, bugar, ceriah, makmur.

4) Meminta Perhatian
Teknik terakhir untuk membuka percakapan yaitu meminta perhatian. Ini adalah cara yang paling sering digunakan ketika orang lain terlihat sibuk. Cara ini juga digunakan ketika Anda memiliki sesuatu yang istimewa untuk dibicarakan kepada orang lain.

Contoh:
Pantas
Maaf mengganggu, apakah saya bisa bicara dengan Ibu/Bapak/Anda sebentar?
Permisi, bisa minta waktu Bapak/Ibu/Anda sebentar?
Maaf mengganggu. Bisa bicara sebentar?
Saya ingin bicara dengan Bapak/Ibu/Anda, apakah Bapak/Ibu punya waktu?
Maaf menyela, bisa bicara sebentar?
Tak Pantas
Dari tadi saya menunggu! Bisa bicara?
Sibuk amat! Bisa bicara!
Saya mau bicara!
Saya perlu waktu Anda!

Penjelasan:
Dalam budaya Indonesia, orang yang akan meminta perhatian, biasanya memulai dengan kata: maaf, maaf mengganggu, atau permisi. Namun, kita harus menyertainya dengan ’badan sedikit agak membungkuk’ dan/atau dengan ’suara yang agak pelan’. 
           
b. Menutup Percakapan
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menutup percakapan. Kadang-kadang percakapan berakhir karena tidak ada lagi yang ingin dibicarakan. Ada tiga cara yang digunakan untuk menutup percakapan adalah:

Salam pisah :
1.      Menyatakan rasa senang
2.      Meminta maaf mau pergi
3.      Meminta maaf karena telah mengganggu kesibukan orang lain








Ketiga teknik ini biasanya diikuti dengan salam pisah.

1) Menyatakan Kehangatan
Salah satu cara untuk mengakhiri percakapan adalah menyatakan rasa senang ketika berbicara dengan orang lain. Dalam waktu yang sama, Anda dapat menyatakan keinginan untuk bertemu lagi pada waktu yang akan datang. Waktu dan tempat bertemu tidak perlu ditentukan.

Contoh:
 Pantas
Saya merasa senang berkenalan dengan Anda. Sampai jumpa lagi.
Saya harap kita dapat bertemu kembali di lain waktu. Mari.
Saya senang telah memiliki kesempatan berbicara dengan Bapak/Ibu. Mari, Pak/Bu
Jika ada waktu, saya ingin bicara dengan Anda lagi. Mari.
Tak Pantas
Sudah dulu, ya.
Hmm. (berbalik tanpa menyapa)
Sayang sekali percakapan tadi tidak menyenangkan.
Penjelasan:
Pada saat menutup percakapan, orang Indonesia biasanya berjabat tangan sambil agak membungkuk tanda hormat. Jabatan tangan bisa dilakukan dengan cara umum, ala orang Sunda (seperti panganut agama Budha pada saat menghormati Budha atau tangan tak bersentuhan di antara pembicara), atau dengan anggukan sambil tersenyum.

2) Meminta Maaf Mau Pergi
Cara lain yang digunakan untuk mengakhiri percakapan yaitu dengan meminta maaf karena mau pergi.Teknik ini tidak terlalu baik untuk digunakan, atau meminta maaf untuk pergi bukan merupakan alasan yang tepat.

Contoh:
 Pantas
Senang sekali bicara dengan Saudara, tetapi saya harus menghadiri pertemuan di kantor. Maaf sekali, ya. Mari.
Mungkin kita bisa melanjutkan pembicaraan ini di waktu lain. Saya akan menjemput anak saya dulu. Maaf ya. Mari.
Bagaimana kalau kita bicarakan lagi nanti. Soalnya, saya ditunggu di ...  
Mari.
Tak Pantas
Saya buru-buru nih!
Tidak ada waktu lagi untuk bicara dengan Anda.
Lain kali lagi, ya. Saya tidak ada waktu!

Penjelasan:
Menutup pembicaraan karena ada keperluan lain harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Kalau tidak, lawan bicara kita bisa merasa disepelekan. Karena itu, sebaiknya digunakan ungkapan ’Maaf sekali’guna menetralkan keadaan.

3) Meminta Maaf Karena Telah Mengganggu Orang Lain
Cara lain yang dapat digunakan untuk menutup percakapan yaitu dengan meminta maaf karena telah mengganggu orang lain. Anda dapat melakukan teknik ini ketika anda benar-benar menyela atau mengganggu orang lain.
 Pantas
Maaf, saya telah mengganggu kesibukan Anda. Terima kasih. Mari.
Terima kasih atas waktu yang Bapak berikan. Mari, pak.
Maaf, telah menyita waktu Ibu. Terima kasih.
Maaf, merepotkan.
Tak Pantas
Ini kewajiban Anda menerima saya.
Kewajiban Bapak, kan melayani saya.
Tampaknya Ibu kekurangan waktu untuk saya.

Penjelasan:
Bila Anda telah merasa merepotkan orang lain atas kedatangan Anda, maka Anda sepantasnya ’meminta maaf’ dan mengucapkan ’terima kasih’. Artinya, tidak pantas bila Anda ’tidak meminta maaf ’ dan ’tidak berterima kasih’.

2. Meminta/Menyatakan/Merespon Pendapat
Teknik percakapan kedua melibatkan pendapat. Meminta, menyatakan, dan merespon pendapat biasanya dilakukan setelah pembicaan berlangsung.

Contoh:
 Pantas
A: Menurut Anda, bagaimana kalau saya kuliah di Universitas Gunadarma?
B: Saya kira sangat baik. Semua program studinya telah mendapat akreditasi A.
C: Oh, begitu. 

Ungkapan merespon pendapat secara sopan:
Oh, begitu.
Pendapat Anda baik sekali.
Saya setuju dengan pendapat Saudara.
Hmm, tetapi bagaimana kalau ... .
Tak Pantas
A: Menurut Anda, bagaimana kalau saya kuliah di Universitas Gunadarma?
B: Saya kira sangat baik. Semua program studinya telah mendapat akreditasi A.
C: Anda membual! 

Ungkapan merespon pendapat yang tidak pantas:
Walah!
Tidak benar!
Kok. Begitu!
Anda membual
Tidak setuju.!

Penjelasan:
            Meminta pendapat dapat dimulai dengan ‘Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai ...’, ‘Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang ... ‘. Merespon pendapat sebaiknya dilakukan secermat mungkin. Artinya, pembicara harus berusaha untuk menghindari ungkapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain atau lawan bicara.

3. Mengatur Percakapan Lawan Bicara

a.      Meminta Lawan Bicara untuk Pengulangan/Mengulangi
Kadang-kadang dalam sebuah percakapan, kita tidak mendengar atau tidak memahami apa yang lawan bicara kita ucapkan. Dalam kasus seperti ini, kita perlu meminta lawan bicara kita untuk mengulangi pernyataannya.

Contoh:
Pantas

Maaf, bisa Anda ulangi?

Maaf, apa yang barus aja Anda katakan?

Tolong ulangi lagi apa yang baru saja Anda katakan.

Mohon katakan sekali lagi?

Tadi saya katakan bahwa...

Tadi saya bertanya apakah...

Yang tadi saya katakan adalah...

Tidak Pantas
Tadi bilang apa?
Bicara apa tadi?
Ulangi!
Katakan sekali lagi!
Bicara apa barusan?
Tadi saya bilang/berkata bahwa...(dengan nada tinggi)
Makanya perhatikan kalau orang sedang berbicara. Tadi saya bilang...


Penjelasan:
      Meminta lawan bicara untuk mengulangi kata-katanya sebaiknya diawali dengan kata ‘maaf’ atau ‘tolong’.

b.      Meminta Lawan Bicara untuk Mengurangi Kecepatan dan Volume Bicara
Kadang-kadang lawan bicara kita terlalu cepat atau terlalu pelan sehingga kita tidak dapat mengerti bahkan mendengar apa yang mereka ucapkan. Jika menghadapi situasi ini, kita perlu meminta lawan bicara untuk berbicara lebih pelan atau mengeraskan suaranya.

Contoh:
Pantas

Maaf, tolong bicara lebih pelan.

Maaf, pendengaran saya agak terganggu. Bisa bicara lebih keras lagi?

Tolong jangan berbicara terlalu cepat.

Mohon bicara yang pelan.

Tidak Pantas
Kalau bicara jangan keras-keras!
Cepat amat bicaranya!
Kalau bicara terlalu cepat orang tidak akan mengerti.
Pelan sedikit. Kenapa, sih!

Penjelasan:
Untuk meminta lawan bicara menaikkan volume suara atau bicara lebih pelan bisa dimulai dengan ‘maaf’, ‘tolong’, dan ‘mohon’. Yang perlu dihindari adalah ungkapan yang bersifat mengeritik atau sok perintah.

4.      Menanyakan dan Memberi Arti serta Meminta dan Memberi Klarifikasi
Dalam sebuah percakapan, kadang-kadang kita tidak mengerti kata atau pernyataan yang lawan bicara kita ucapkan, atau kadang-kadang kita ingin lawan bicara memberikan contoh atau menjelaskan lebih rinci tentang pernyataannya. Upaya-upaya ini bisa dipandang sebagai upaya mengembangkan percakapan kita dengan lawan bicara.

a.      Menanyakan Makna Kata atau Maksud Lawan Bicara

Contoh:
Pantas
Maaf. Apa maksud Bapak?
Maaf. Apa arti kata ‘mengentaskan kemiskinan?’
Maaf, apa maksud Ibu dengan ... ?
Tidak Pantas
Apa itu?
Gunakan kata-kata yang sederhana saja! Kata-katamu susah dimengerti.
Bagaimana orang bisa mengerti pernyataan Anda kalau Anda menggunakan kata-kata seperti itu?
Maksudmu, apa?
Penjelasan:
            Menanyakan maksud pembicara diawali dengan kata ‘Maaf.’ Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan: ‘Apa maksud Bapak/Ibu dengan/Saudara/Anda ... dengan ...’

b.      Memberi Makna atas Kata yang Kita Ucapkan kepada Lawan Bicara

Contoh:
Pantas
Maksud saya adalah ... .
Artinya, ... .
Yang saya maksud adalah ... .
Tidak Pantas
Masa arti kata itu saja tidak tahu? Artinya kan...
Cari sendirilah artinya.
Masa tidak mengerti maksud saya.

Penjelasan:
            Mengemukakan maksud kita karena lawan bicara tidak memahami maksud pembicaraan kita dapat diawali dengan ‘Maksud saya ... ‘, ‘Yang saya maksud adalah ... ‘.

c.       Meminta Klarifikasi terhadap Pernyataan Lawan Bicara

Contoh:
Pantas
Maaf. Apakah maksud Ibu tadi adalah ... ?
Maaf. Apakah maksud Bapak dengan...?
Apakah maksud istilah ‘x’ adalah...?
Apakah maksud Anda...?
Apakah Bapak bisa memberi contoh kepada kami?
Bisa Anda perjelas lagi maksud Saudara?
Tidak Pantas

Jangan bertele-tele kalau berbicara!

Coba perjelas pernyataan Anda! Terlalu berbelit-belit!

Maksud Anda apa?!

Beri contoh dong, supaya orang mengerti maksudnya.

Pernyataan Anda terlalu sulit dimengerti. Perjelas lagi! Kasih contohnya, dong!

Jelaskan dengan sejelas-jelasnya lah! Bagaimana orang bisa mengerti kalau cara Anda menjelaskan seperti itu?

Penjelasan:
            Cara santun untuk meminta klarifikasi terhadap pernyataan lawan bicara atau orang yang sedang/telah berbicara adalah dengan menggunakan kalimat tanya. Ungkapan klarifikasi bisa diawali dengan ‘Maaf.’, khususnya bila lawan bicara kita adalah guru, dosen, atasan, atau orang yang kedudukannya lebih tinggi dari kedudukan kita. Kalau lawan bicara kedudukannya sama lebih rendah, ungkapan ‘Maaf.’ Tidak diperlukan.
d.      Memberi Klarifikasi atas Pernyataan yang Kita Ucapkan

Contoh:
Pantas
Maksud saya adalah...
Maksud saya dengan pernyataan tersebut adalah...
Maksud istilah itu adalah...
Maksud pernyataan saya adalah...
Contohnya/Misalnya...
Untuk lebih jelasnya lagi...
Untuk lebih rincinya, ...
Tidak Pantas
Harusnya Anda memahami maksud saya karena saya sudah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Mungkin Anda yang harus lebih banyak belajar bahasa.
Maksud saya sebenarnya sederhana saja, hanya...
Harusnya begini saja Anda mengerti. Maksud saya kan hanya...
Sepertinya hanya Anda yang tidak mengerti maksud pernyataan saya bahwa...
Seharusnya Anda sudah dapat menyimpulkan sendiri bahwa...
Sebenarnya saya sudah cukup rinci menjelaskan tadi!
Saya rasa penjelasan saya sudah mendetil. Mungkin Anda yang tidak mendengarkan dengan baik.

Penjelasan:
Memberi klarifikasi terhadap permintaan klarifikasi lawan bicara adalah keharusan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawali klarifikasi kita dengan ‘Maksud saya adalah ...’, ‘Contohnya/misalnya’.

5.      Merefleksi
Merefleksi adalah sebuah teknik percakapan untuk mengekspresikan kembali pendapat atau perasaan  yang sama dengan pernyataan yang telah dikemukakan oleh lawan bicara kita. Refleksi dilakukan untuk berbagai alasan, misalnya untuk meminta klarifikasi dari lawan bicara atau untuk meminta lawan bicara meneruskan pernyataan yang dikemukakannya. Refleksi juga bisa dilakukan saat kita butuh waktu untuk berpikir; serta untuk membantu lawan bicara mengetahui pemahaman kita terhadap pernyataannya.
Ada dua macam refleksi, yaitu: langsung dan interpretatif.  

a.      Refleksi Langsung

Contoh:
Pantas

A: Sebentar lagi ia akan berhenti kerja.
B:  Sebentar lagi ia akan berhenti kerja?

A: Iya, dia memang keterlaluan.
B: Apa maksudmu bahwa ia memang keterlaluan?

A: Saya tidak sanggup lagi bekerja di kantor itu.
B: Anda tidak bisa lagi bekerja di kantor itu? Mengapa?

A: Apa pendapat Anda tentang itu?
B: Pendapat saya tentang itu? Hmm...

Tidak Pantas
A: Sebentar lagi ia akan berhenti kerja.
B: Maaf. Saya tidak punya waktu membicarakan hal itu.
A: Iya, dia memang keterlaluan.
B: Maaf. Sebaiknya Anda tidak membicarakan kejelekan orang lain.
A: Saya tidak sanggup lagi bekerja di kantor itu.
B: Ya. Sudah. (Ditinggal begitu saja.)
A: Apa pendapat Anda tentang itu?
B: Tidak punya pendapat.

Penjelasan:
Untuk merefleksi langsung, kita dapat mengulangi hampir persis sama dengan seluruh kata-kata yang diucapkan lawan bicara dan mengubahnya menjadi pertanyaan.
           
b.      Refleksi Interpretatif
Kita menyatakan bahwa kita memahami dengan  baik pernyataan lawan bicara.

Contoh:
Pantas

A: Saya sudah sangat menikmati rutinitas saya selama ini.
B: Kedengarannya Anda sangat menikmati hidup Anda.
A: Ya, seperti itulah.


Ungkapan-Ungkapan yang dapat digunakan:

Anda tampaknya ...
Anda sepertinya ...
Anda kelihatannya ...
Rasanya ...
Kedengarannya seperti ...
Kedengarannya baik sekali.

Tidak Pantas
A: Saya sudah sangat menikmati rutinitas saya selama ini.
B: Mana gua pikirin.

Ungkapan yang tidak pantas digunakan:

Saya tidak peduli.
Biarin.

Penjelasan:
            Memberi perhatian terhadap lawan bicara merupakan keharusan dalam berbicara. Hal yang perlu dijaga adalah perasaan empati terhadap lawan bicara.

6. Memberi Komentar
Untuk membuat percakapan lebih mulus,  pecakap biasanya menggunakan ’fasilitator’. Fasilitator adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan bahwa Anda sungguh-sungguh menyimak dan mendorong orang lain untuk tetap melanjutkan percakapan. Meskipun begitu, orang kadang-kadang menggunakan fasilitator walaupun dia tidak sungguh-sungguh mendengarkan lawan bicaranya.

Contoh:
Pantas

Hmm

Ya.

Begitu, ya.

Oh, ya.

Kedengarannya menyenangkan/ bagus/ seru/hebat

Oh, oh.

Ya, ya.

Seperti itu, ya.

Kok, begitu.

Tidak Pantas
Ah. Gue nggak mau pusing.
Mana saya pikir hal itu.
Maaf, saya tidak tertarik pada masalah itu.
Saya tidak mau tahu masalah itu.
Jangan ganggu saya. Saya lagi sibuk.
Maaf ya. Macam-macam aja!.
Ya. Rasakan sendiri.
Alaah.
Bodo, ah
Sebodo amat!

Penjelasan:
Pada saat memberi komtentar, sebaiknya dilakukan dengan penuh perhatian melalui bahasa tubuh yang lain, seperti memberi anggukan, gelengan kepala, tatapan mata, kerutan dahi, dsb.

7. Penyelaan
Kadang-kadang Anda ingin atau perlu menyela lawan bicara Anda. Atau, kadang-kadang Anda perlu menyela percakapan orang lain. Ada kalanya Anda tidak mau orang lain menyela Anda.

a. Menyela

Contoh:
Pantas
Maaf, menyela …
Pak Jafar, ....
Bu Indiyah, ......
Maaf. Bisa saya menyela sebentar?
Tidak Pantas
Tunggu!
Kok ngomong terus sih.
Diam, dulu.
Diam, kamu!

Penjelasan:
            Untuk menyela pembicaraan orang lain kita bisa menyebut nama pembicara yang sedang berbicara dan kalau dia mempersilakan, kita bisa mulai bicara.

b. Merespon Selaan
     Contoh:
Pantas
Silakan.
Maaf. Mau bicara tentang apa?
Maaf. Sebentar dulu.
Maaf. Saya selesaikan dulu.
Tidak Pantas
Apa?
Ya. Sudah.
Mau bicara apa sih?
Apa, sih.
Penjelasan:
            Merespon selaan bisa dilakukan dengan ungkapan ‘Maaf. + ...’ bila kita hendak menyelesaikan pembicaan kita sebelum kita menyilakan orang lain memberikan tanggapannya. Bila kita tidak berkeberatan orang lain menyela, kita bisa berhenti bicara dan menyilakan orang lain berbicara dengan menggunakan ungkapan ’Silakan.”

c.       Meminta agar tidak menyela
     Contoh:
Pantas
Maaf, sebentar, ...
Maaf, tunggu dulu. Saya selesaikan
   pembicaraan saya. ...
Maaf, masih ada satu hal yang perlu saya jelaskan.
Maaf. Nanti saya beri waktu.

Tidak Pantas
Mengganggu, aja!
Ganggu aja!
Sebentar lagi, ah.




Penjelasan:
            Ungkapan ’Maaf.’ mengawali percakapan pada saat kita hendak menyela pembicaraan orang lain. Namnu, ungkapan ’Maaf.’ Tidak selalu mengawali setiap kita menyela pembicaraan. Kalau pembicaraan sudah berjalan dengan lancar, ungkapan ’Maaf.’ tidak digunakan lagi.

8. Mengecek Pemahamam/Menjernihkan Kesalahpahamam
Ketika orang berbicara, kadang-kadang  ada masalah akan pemahamam dan kesalahpahamam. Atas alasan ini, sangat penting bagi kita untuk mengecek baik pemahamam kita maupun pemahamam orang lain dari waktu ke waktu.

a.      Mengecek pemahamam kita sendiri

Contoh:
Pantas
Apakah Anda mengatakan bahwa ... ?
Apakah yang Anda maksudkan adalah ... ?
Apakah yang pahami bahwa ...  seperti itu maksud Anda?
Maaf. Saya belum memahami betul maksud Anda. Apakah Anda mengatakan bahwa ... ?
Maaf. Saya masih kurang paham maksud Anda. Bisa di jelaskan lagi?

Tidak Pantas
Pembicaraan Anda terlalu bertele-tele.
Langsung saja pada permasalahan.
Apa sih maksud Anda?
Penjelasan:
Untuk mengecek pemahaman kita terhadap pembicaraan lawan bicara, biasanya kita menggunakan kalimat tanya. Kalimat tanya bisa langusng digunakan dengan menggunakan kata tanya ’Apakah ...’ atau kalimat tanya diawali dengan ungkapan ’Maaf. Saya kurang paham maksud Bapak’, ’Maaf. Saya belum memahami betul maksud Ibu’.

b.      Mengecek pemahamam lawan bicara

Contoh:
Pantas
Apakah Anda paham maksud saya?
Apakah Anda mengikuti pembicaraan saya?
Apakah penjelasan saya cukup jelas?
Apakah saya masih perlu memperjelasnya?
Tidak Pantas
Paham gak, maksud saya?
Ngerti ga sih?
Sudah jelas, kan?


c.       Menyelesaikan kesalahpahaman

Contoh:

Pantas
Maaf. Tadi saya salah paham. Apakah maksud Anda ... ?
Mungkin penjelasan saya tadi masih kurang jelas. Maksud saya adalah ... .
Saya kira Anda belum memahami maksud saya. Yang saya maksudkan adalah ... .
Maaf, sepertinya tadi Anda kurang memahami maksud saya. Yang saya maksud adalah ... .

Tidak Pantas
Saya tetap tidak sependapat dengan kamu.
Kalau Anda tidak setuju, ya sudah.
Malas ah ngobrol sama kamu.
Nggak setuju ah!

Penjelasan:
            Ungkapan ’maaf’, ’mungkin’, ’barangkali’  sering digunakan untuk mengawali pembicaraan, untuk menunjukkan kesopanan kepada lawan bicara. 

9. Topik Percakapan: Mengubah/Mengembalikan/Mencegah perubahan/
    Menghindari perubahan

a. Mengubah Topik Percakapan
Ketika kita sedang berbicara dengan seseorang, kita memikirkan sesuatu yang lain, yang menarik untuk dibicarakan. Dalam kasus seperti itu, kita mungkin ingin mengubah topik percakapan. Setelah itu, kita mungkin ingin kembali ke topik awal percakapan.

Contoh:
Pantas
Oh ya ... .
Omong-omong, ... .
Oh ya, saya jadi teringat dengan ... .
Maaf. Bagaimana kalau kita pindah topik sebentar?
         Tidak Pantas
         Kita bicarakan yang lain saja?
         Tidak menarik ah.
         Ganti topik kenapa?

b.      Kembali ke topik percakapan

Contoh:
Pantas
Kembali ke pembicaraan kita tadi, ... .
Seperti yang saya katakan sebelumnya, ... .
Bagaimana kalau kita kembali ke pembicaraan semula?
Mari kita kembali ke pembicaraan awal.

Tidak Pantas
Mengapa percakapan kita semakin jauh dari percakapan sebelumnya?
Kok, kemana-mana pembicaraan ini!
Kembali ke topik awal!

Penjelasan:
Ungkapan yang sering digunakan untuk kembali kepada topik pembicaraan adalah ‘Kembali ke ... .’, ‘Seperti yang saya katakan sebelumnya, ...‘, ‘Bagaimana kalau ...’, ‘Mari kita ...’.

c. Mencegah dan menghindari perubahan topik
Kadang kita berada pada situasi ketika lawan bicara kita ingin mengubah topik percakapan. Bagaimana cara kita mencegah perubahan percakapan tersebut jika kita tidak menginginkannya? Bagaimana cara kita menghindari topik percakapan yang kita tidak ingin bicarakan?

1)      Mencegah Perubahan Topik

Contoh:
Pantas
Mohon jangan tidak membicarakan masalah lain dulu.
Mohon jangan ganti masalah lain  sebelum kita menyelesaikan hal ini?
Bagaimana kalau kita menyelesaikan percakapan ini sebelum kita beralih ke percakapan selanjutnya?
Tolong, jangan mengalihkan pembicaraan.
Tak Pantas
Pembicaraan kita sudah melenceng.
Jangan ngelantur, ya.
Yang serius dong.
Jangan banyak bercanda ah.

Penjelasan:
      Kata yang sering digunakan untuk menjaga sopan santun dalam berbicara adalah ‘Mohon ...’, ‘Bagaimana kalau’.

2)      Menghindari Topik
Contoh:
Pantas
Bagaimana kalau kita tidak menyinggung hal itu.
Maaf, saya merasa kurang nyaman bila kita membicarakan hal itu.
Mohon maaf, Saya akan lebih memilih untuk tidak membicarakan hal itu sekarang.
Bagaimana kalau kita mengganti topik percakapanm kita?
Bagaimana kalai kita mengganti topik percakapan kita?
Tak Pantas
Saya tidak suka topik itu!
Topik itu menyebalkan.
Nyebelin ah amonganmu!
10. Menyampaikan Suatu Gagasan/ Menambah Hal-hal Terkait
Ketika kita berbicara dalam kelompok, kita kadang-kadang memiliki gagasan yang kita ingin sampaikan atau kita ingin tambahkan.

Menyampaikan gagasan

    Contoh:
Pantas
Saya ada gagasan/pendapat.
Bagaimana dengan pendapat ini ... ?
Bisa saya memberi pendapat?
Pendapat itu cukup bagus, tetapi ... .
Dalam hubungannya dengan masalah ini, saya berpendapat bahwa ... .
Saya mendukung gagasan Ibu Kartini.
Tak Pantas
Ga bagus ah! Gimana kalau ...
Pendapat Anda kurang cocok. Bagaimana dengan pendapat ini ... ?

Penjelasan:
Dalam memberikan pendapat, pembicara Indonesia sering menggunakan kata ’mungkin’, dan ’barangkali’. Hal ini bukan berarti bahwa pembicara Indonesia ’ragu-ragu dengan pendapatnya’, melainkan hanya sebagai tanda ’penghalus’ agar terkesan tidak memaksakan pendapat.

D. Simpulan

1.      Kepantasan dalam percakapan bahasa Indonesia harus memenuhi syarat nilai budaya ’hormat’, penggunaan sapaan untu orang kedua yang tepat sesuai dengan usia, status sosial, ketaklangsungan, pilihan kata, unsur paralinguistik, seperti penggunaan tangan kanan dan sedikit membungkuk.
2.      Ungkapan ’maaf’, ’mohon maaf’, dan ’mohon’ sering digunakan untuk mengawali suatu pembicaraan sebagai penanda hormat kepada lawan bicara.
3.      Pertanyaan yang bersifat sangat pribadi sebaiknya dihindari untuk menghindari ketidaknyamanan lawan bicara kita dalam percakapan.
4.      Ungkapan-ungkapan tidak formal sebaiknya dihindari dalam percakapan formal karena ungkapan itu tidak pantas dalam konteks formal.
5.      Dalam semua teknik percakapan, ungkapan formal tetap disyaratkan untuk mencapai derajat kepantasan.



Rujukan

Aridah. 2007. Politeness Phenomena as a Source of Pragmatic Failure in English as a Second Language. TEFLIN Journal Vol. 12 Number 2.

Brown, Penelope dan Stephen Levinson. 1978. Universal in Language Usage: Politeness Phenomena. Dalam Esther N. Goody (ed.) Questions and politeness: Strategies in Social Interaction. New York: Cambridge University Press.

Departmen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Penerbit balai Pustaka.

Magnis-Suseno, F. 1984. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Matreyek, Walter. 1983. Communicating in English: Examples and Models. Vol. 3 Situations.  New York: Pergamon Press Inc.