Selasa, 10 April 2012

Tips menghindari rasa cemas saat menghadapi UN


    Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang terjadi ketika mendekati UN. Kecemasan adalah kondisi psikologis dan fisiologis siswa yang tidak menyenangkan yang ditandai pikiran, perasaan, dan aktivitas fisik yang tidak terkendali dan memicu timbulnya rasa cemas.
Teori Rawlin menyatakan, ’’ kecemasan merupakan suatu respons terhadap situasi yang penuh tekanan’’.
Maramis, 2005 menyebutkan, gejala umum akibat seseorang dihinggapi rasa cemas adalah rasa khawatir, gelisah, takut, dan waswas.
Dengan memahami faktor-faktor pemicu timbulnya rasa cemas dan takut mendekati UN, dapat diambil langkah-langkah konkret solusi pemecahannya.  
Ada dua strategi yang dilakukan secara kelembagaan di sekolah. Pertama, strategi umum pada level kelembagaan/sekolah  mengingat dampak negatifnya terhadap pencapaian prestasi,  hal yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi rasa cemas sebagai berikut:
a. menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dalam suasana yang menyenangkan, dialogis, dan demokratis;
b.  membangun dan mengembangkan dinamika kelompok  dalam pembelajaran, ada ’’sense of humor’’ atau  ’’ice breack’’ untuk membangun suasana yang komunikatif; 
c) membangun budaya kolaborasi dan sinergi dalam pembelajaran dan pembimbingan, menghindari reinforcement yang negatif,
d) assessment yang objektif, terbuka, dan ada balikan yang proporsional dan profesional,
e) terus dibangun dan dibudayakan berpikir, bersikap, dan berbuat yang positif dalam pencapaian target-target prestasi. Sedangkan strategi khusus adalah kegiatan yang khusus dilakukan sebagai  persiapan UN.
Berdasarkan analisis dan pemetaan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul setiap kali siswa menghadapi UN, secara garis besar dapat diidentifikasi pada tiga aspek: 
1) penguasaan standar kompetensi lulusan per mata pelajaran yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator SKL mata pelajaran UN;
2) teknik pengisian, penggunaan alat dan sarana dalam menjawab soal dengan lembar jawab komputer secara benar; dan
3) kesiapan mental psikologis yang menyangkut aspek rasa percaya diri, ketenangan, kenyamanan, dan keyakinan akan kemampuannya dalam mengikuti UN.
 Dalam bahasa sederhana tiga aspek tersebut adalah aspek penguasaan materi soal UN, teknik menjawab soal dan mengerjakan dengan LJK, dan rasa percaya diri dan ketenangan siswa saat melaksanakan UN. Jika ketiga aspek ini dikuasai secara baik oleh siswa maka secara berangsur rasa cemas dan takut akan berkurang dan berganti menjadi rasa percaya diri dan siap ujian.
    Ketika berdasarkan data dan hasil analisis dirasakan siswa telah siap, dilakukan kegiatan zikir dan doa untuk mengajarkan kepada siswa bahwa hasil akhir dari apa yang kita siapkan dan kita kerjakan tetap Allah SWT adalah penentunya keberhasilan kita. Ketiga langkah sebagai strategi mengatasi kecemasan dan rasa takut siswa mengacu pada praktik pada 2011 sangat signifikan hasilnya. Siswa makin percaya diri dan aktivitas persiapan UN-nya makin terarah dan efektif.

Rasa cemas dan takut yang menghinggapi para siswa ternyata dapat diatasi dengan tiga strategi kegiatan yang berkesinambungan dan terencana baik, yaitu program penguatan, bimbingan, dan pemantapan. Ketiga strategi tersebut implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi di sekolah masing-masing. Sekolah bertanggung jawab agar target kelulusan 100% dan nilai tinggi dapat dicapai dengan baik.(*)

Hadapilah ujian dengan tenang dan santai. Dengan sikap yang tenang dan santai, kita akan mudah menjalaninya. Kita akan lebih mudah menyusun strategi yang tepat, lebih mudah konsentrasi dalam membaca dan menjawab soal sehingga hasilnya pun memuaskan. Oleh karena itu janganlah menganggap ujian nasional tersebut sebagai suatu beban melainkan sebuah tantangan.


Percaya pada diri sendiri adalah salah satu kunci sukses menghadapi kecemasan saat ujian nasional. Hal ini penting karena kita sendiri yang menjalani ujian tersebut. Meskipun terkadang banyak godaan seperti menyontek, meminta jawaban bahkan membeli kunci jawaban UN, hal itu belum menjadi menjamin kita untuk lulus. Bisa saja jawaban yang kita terima belum tentu benar. Atau mungkin kita ketahuan menyontek oleh pengawas sehingga lembar jawaban kita diambil. Oleh karena itu percayalah pada diri sendiri karena kita sendirilah yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam ujian tersebut. Yakinlah bahwa setiap kerja keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang memuaskan.



Semoga bermanfaat dan selamat menempuh UN…. good luck




Tidak ada komentar:

Posting Komentar